Minggu, 09 Januari 2011

Langkah-Langkah Memulai Usaha Sendiri

Nama : Rachmatia Yudha Ningsih
NPM : 29210317
Kelas : 1EB18


Langkah-Langkah Memulai Usaha Sendiri

1. START WITH A DREAM
Mulailah dengan sebuah mimpi. Semua bermula dari sebuah mimpi dan yakinkan akan produk yang akan kita tawarkan. A dream is where it all started : Pemimpilah yang selalu menciptakan dan membuat sebuah terobosan dalam produk, cara pelayanan, jasa, ataupun idea yang dapat dijual dengan sukses. Mereka tidak mengenal batas dan keterikatan, tak mengenal kata tidak bisa; ataupun tidak mungkin.

2. LOVE THE PRODUCTS OR SERVICES
Cintailah Produk anda. Kecintaan akan produk kita akan memberikan sebuah keyakinan pada pelanggan kita dan membuat kerja keras terasa ringan. Membuat kita mampu melewati masa-masa sulit. Enthusiaatism and Persistence: Antusiasme dan keuletan sebagai pertanda cinta dan keyakinan akan menjadi tulang punggung keberhasilan sebuah usaha yang baru

3. LEARN THE BASICS OF BUSINESS.
Pelajarilah fundamental business. BEYOND THE BUY LOW, SELL HIGH, PAYLATE, COLLECT EARLY: Tidak akan ada sukses tanpa ada sebuah pengetahuaan dasar untuk business yang baik, belajar sambil bekerja, turut kerja dahulu selama 1-2 tahun untuk dapat mempelajari dasar-dasar usaha akan membantu kita untuk maju dengan lebih baik. Carilah guru yang baik!

4. WILLING TO TAKE CALCULATED RISKS.
Ambillah resiko. The Gaint that u will be able to achiave is directly propoltional to the risk taken: Berani mengambil resiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap resiko yang akan diambil. Sebuah resiko yang diperhitungkan dengan baik-baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil. Dan inilah faktor penentu yang membedakan entrepreneur dengan manager. Entrepreneur akan lebih dibutuhkan pada tahap awal pengembangan perusahaan, dan manager dibutuhkan akan mengatur perusahaan yang telah maju.

5. SEEK ADVICE, BUT FOLLOW YOUR BELIEF.
Carilah nasehat dari pekarnya, tapi ikuti kata-kata kita. Consult Consultants, ask the experts, but follow, but follow your hearts. Entrepreneur selalu mencari nasehat dari berbagai pihak tapi keputusan akhir selalu ada ditangannya dan dapat diputuskan dengan indera ke enamnya. Pada fase awal sebuah usaha, kepiawaian menjual merupakan kunci suksesnya. Dan kemampuan untuk memahami dan menguasai hubungan dengan pelanggan akan membantu mengembangkan usaha pada fase itu.

6. WORK HARD, 7 DAY A WEEK, 18 HOURS A DAY
Kerja keras. Ethos Kerja keras sering dianggap sebagai mimpi kuno dan seharusnya diganti, tapi hard work and smart work tidaklah dapat dipisahkan lagi sekarang. Hampir semua successful start up butuh workaholics. Entrepreneur sejati tidak pernah lepas dari kerjanya, pada saat tidurpun otaknya bekerja dan berpikir akan bussinessnya. Melamunkan dan memimpikan kerjanya.

7. MAKE FRIENDS AS MUCH AS POSSIBLE
Bertemanlah sebanyak-banyaknya. Pada harga dan kualitas yang sama orang membeli dari temannya, pada harga yang sedikit mahal, orang akan tetap membeli dari teman. Teman akan membantu mengembangkan usaha kita, memberi nasehat, membantu menolong pada masa sulit.

8. DEAL WITH FAILURES
Hadapi kegagalan. Kegagalan merupakan sebuah vitamin untuk menguatkan dan mempertajam intuisi dan kemampuan kita berwirausaha, selama kegagalan itu tidak mematikan. Setiap usaha selalu akan mempunyai resiko kegagalan dan bilamana itu sampai terjadi, bersiaplah dan hadapilah!.

9. JUST DO IT, NOW!
Lakukanlah sekarang juga. Bila anda telah siap. Manager selalu melakukan : READY-AIM-SHOOT, tetapi entrepreneur sejati akan melakukan READY-SHOOT-AIM!. Putuskan dan kerjakan sekarang, karena besok bukanlah milik kita.

Sabtu, 08 Januari 2011

Minat Investor Masih Tinggi

Nama : Rachmatia Yudha Ningsih
NPM : 29210317
Kelas : 1EB18


Minat Investor Masih Tinggi

            Berkaca ke depan, ternyata ladang investasi nasional masih cukup menjanjikan bagi dunia industri dan perbankan. Beberapa sektor industri, seperti di bidang otomotif, natural resourches (crude palm oil atau CPO dan batu bara), infrastruktur, dan garmen membuka peluang yang cukup baik. Republik Rakyat Cina (RRC) tertarik menanamkan investasinya di bidang produksi turunan kelapa sawit, khususnya di biodiesel. Negara Matahari Terbit, Jepang, berinvestasi di bidang kendaraan bermotor berikut industri turunannya. Ketika berbincang dengan businessman dari bank asing, mereka pun memberikan sinyal yang bagus. Artinya, investor asing yang masuk ke tanah air jumlahnya lumayan besar.
            Menurut cerita mereka, investor Jepang awalnya ingin masuk ke bidang elektronik. Namun, belakangan mereka lebih berminat ke bidang otomotif. Sungguh, ini merupakan kabar bagus yang patut disebarluaskan. Di tengah himpitan nilai tukar rupiah yang melemah, suku bunga yang menanjak, dan inflasi yang meninggi, ternyata republik ini masih cukup menjanjikan bagi kalangan investor. Tentu, bangsa Indonesia harus menyambutnya dengan segenap hati. Di sisi lain, kemantapan dan kepastian hukum sudah selayaknya terus-menerus menjadi perhatian pemerintah. Suasana yang nyaman dan kondusif pasti menjadi harapan para investor.
            Fenomena menarik memang kental terlihat di industri otomotif nasional. Boleh dibilang, pertumbuhan luar biasa. Hingga saat ini, Malaysia tergolong pengimpor mobil-mobil buatan Indonesia untuk merek Daihatsu, Ceria, Xenia, dan Avanza.

Ketika Sistem Moneter Runtuh

Nama : Rachmatia Yudha Ningsih
NPM : 29210317
Kelas : 1EB18


Ketika Sistem Moneter Runtuh

                Setelah Jerman kalah dalam Perang Dunia II, uang di negara tersebut menjadi hampir tidak berguna, karena selain adanya tekanan inflasi yang sangat kuat, pihak yang menang perang menerapkan pengendalian harga yang sangat ketat. Karena harga ditetapkan jauh di bawah tingkat yang dianggap wajar oleh masyarakat, maka penjual tidak lagi menerima pembayaran dalam bentuk uang, sehingga muncullah barter. Para ahli memperkirakan bahwa karena tidak adanya alat pertukaran yang memadai, perekonomian Jerman hanya memproduksi output setengah dari yang seharusnya dapat diproduksi apabila sistem moneter dalam kondisi baik. Keajaiban ekonomi yang terjadi di Jerman setelah tahun 1948 dapat dianggap terutama akibat negara tersebut mengadopsi sistem moneter yang baik.
                Uang menjadi sangat langka selama abad ke-19 di Brazil karena adanya kelangkaan tembaga. Transaksi yang mengunakan uang menjadi sulit karena uang logam dari tembaga tidak dapat lagi dicetak dan orang lebih cenderung menimbun uang logam tembaga tersebut daripada menggunakanya untuk bertransaksi. Beberapa pedagang dan pemilik restoran menerbitkan voucer yang dapat ditukarkan dengan barang dan jasa. Voucer tersebut beredar sebagai uang sampai munculnya lagi uang logam tembaga. Demikian juga, orang yang menghadapi kelangkaan uang pada masa awal kolonisasi Amerika membuat catatan rinci tentang peminjaman dan pinjamannya.
                Sebagai contoh, perhatikan Panama, suatu negara di Amerika Tengah yang menggunakan dolar Amerika sebagai alat pertukaran. Pada tahun 1998, karena ada tuduhan bahwa pemimpin Panama terlibat dalam perdagangan obat bius, Amerika Serikat membekukan aset milik Panama di Amerika Serikat. Hal tersebut mendatangkan kepanikan di Panama sehingga para deposan menarik dananya dari bank, bank terpaksa melakukan barter. Karena barter jauh kurang efisien dibandingkan sistem moneter yang bekerja dengan baik, GPD Panama dilaporkan merosot sebesar 30 persen pada tahun 1998.
                Di Rusia, hiperinflasi rubel, setelah pecahnya Uni Soviet, meningkatkan permintaan Rusia terhadap mata uang kuat, terutama dolar. Seorang pejabat bank sentral Rusia memperkirakan bahwa pada tahun 1995 nilai dolar di Rusia melebihi nilai rubel. Dalam kaitannya dengan hukum Gresham, orang Rusia lebih suka untuk menggunakan rubel dalam perdagangan, dan menimbun dolar yang dimiliki.